Kemarin lalu seorang teman menanyakan perasaanku kepadamu
Aku terdiam setelah itu mengalihkan pembicaraan
Menimbang nimbang, seberapa banyak? seberapa besar?
Begini, aku mencintaimu pelan pelan disaat aku pikir aku mencintai orang lain
Aku tidak sepenuhnya jatuh, aku melangkah perlahan bersamamu
Saat aku kehilangan jati diri saat aku berusaha menata lagi hidupku,
Kemudian sesederhana itu aku mencintaimu, sesederhana itu kau ada
Tanpa perlu tau bagaimana perasaanmu, tanpa perlu cintaku terbalaskan
Mencintaimu sesederhana menyapamu setiap bisikan doaku, mendengarkan suaramu dalam lelapku, berbagi cerita di hari hari tersulit untuk bertemu
Aku mencintaimu tanpa beban, tanpa rasa khawatir, tanpa menuntut kau harus sama sepertiku
Kita butuh jeda, ada banyak pertanyaan yang belum sempat dijawab
Dimana segala rindu kita bermuara? Bagaimana kita berawal mula?
Bagaimana kita akan menjawab itu semua, tenang. Iyaa kau harus benar benar tenang
Pelan pelan kuletakan sisa hariku pada inspirasi, walaupun malam akan perlahan menelan satu satunya cahaya yang aku punya
Meskipun kau tau ada aku, aku masih belum siap
Akhirnya tidak ada satupun yang saling bicara, tapi ucapan syukur atas hadirnya satu sama lain, menguar di hawa nafas yang memburuk
Terlepas dari ketidaksempurnaan diri, keduanya saling tersenyum sendiri, karena tau keduanya bukan lagi hanya mengagumi, keduanya saling mencintai